← Back to portfolio

Si Antik yang Masih Cantik

Published on

Sepanjang Jalan Surabaya, Jakarta Pusat diramaikan oleh para pedagang yang sedang antusias melayani para pembeli. Kawasan ramai pembeli ini tidak salah lagi adalah Pasar Barang Antik. Barang antik adalah bintang utama yang menjadi ciri khas yang melekat pada Jalan Surabaya. Rata-rata kios menawarkan barang antik yang berupa kain, jam dinding, patung, tas, alat musik, vinyl dan lain-lain. Pasar ini didirikan pada tahun 1969. Hingga kini, telah ada 202 kios yang terkenal menjual beraneka-ragam barang antik. 


Salah satu kios tersebut adalah milik bapak Maulana (70) asal Sumatra Barat. Beliau sudah berjualan barang antik sejak tahun 1973 dengan cara berkeliling menawarkan ke kediaman turis asing di bilangan Jakarta yang kemudian 10 tahun terakhir menempati kios di jajaran Jalan Surabaya. Tradisi pedagang barang antik di Jalan Surabaya ini terbilang unik, karena mereka memberikan kios secara turun temurun kepada anak-anaknya, begitu pula dengan bapak Maulana. Tradisi tersebut dikarenakan tempat yang terbatas sehingga tidak dapat menambah lebih banyak kios, dan sebaliknya. Hal ini terkait dengan izin Gubernur pada tahun 1974 (saat itu Ali Sadikin) untuk menanggulangi pedagang pikul. Meski berawal dari pedagang pikul, penghasilan bapak Maulana berjualan di Pasar Barang Antik mencapai tiga hingga empat juta rupiah. Walaupun disisi lain, bapak Maulana juga pernah tidak berhasil menjual sepeserpun selama berbulan-bulan. Namun hal tersebut tidak membuatnya menyerah untuk terus menjual barang antik nan bersejarah.

Pasar Barang Antik

Jl. Surabaya No. 46, RT 15/5, Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.